欢迎..............欢迎..............欢迎


Sabtu, 17 Juli 2010

Pria Sejati Adalah yang Ketat Mematut Diri dan Toleran pada Orang Lain


Di dalam budaya Tiongkok kuno, ketat mematut diri dan toleran pada orang lain merupakan salah satu prinsip seorang pria yang sejati, digunakan untuk mendisiplinkan diri sendiri dan memperlakukan orang lain di masyarakat. Ini merupakan manifestasi kebaikan dari seorang pria sejati. Ketat mematut diri adalah karakter yang mulia, mencakup perilaku yang benar dan peningkatan diri. Toleran pada orang lain berarti memiliki hati yang belas kasih dan pemaaf. Semua ini memiliki beberapa komponen:,di antaranya adalah sebagai berikut:
Introspeksi

Ini berarti pikiran, kata dan tindakan seseorang harus sesuai dengan standar moral. Confucius pernah berkata, "seorang pria sejati selalu melakukan introspeksi ke dalam dirinya sementara pria pecundang selalu menuntut orang lain." Salah satu perbedaan penting antara pria sejati dan pria pecundang adalah apakah ia dapat mengintrospeksi dirinya sendiri ketika masalah timbul. Meng Zi berkata, "Jika Anda peduli pada orang lain tetapi tidak mendapat dukungan, coba tanyakan pada diri Anda sendiri apakah perasaan belas kasih Anda sudah cukup. Jika Anda membujuk orang lain tetapi tidak berhasil, coba tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda sudah cukup bijaksana. Jika Anda sopan kepada orang lain, tetapi orang lain tidak memperlakukan Anda dengan cara yang sama, cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda sudah cukup tulus. Ketika keadaan tidak seperti yang Anda harapkan, cobalah mencari tahu dalam diri sendiri penyebabnya, daripada menyalahkan orang lain”. Zeng Shen berkata,"Saya introspeksi diri beberapa kali setiap harinya. Apakah saya telah melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain? Sudahkah saya jujur pada semua orang ? Sudahkah saya mempelajari kembali bahan-bahan yang telah diberikan oleh guru? Melalui introspeksi, seseorang akan lebih rasional dan benar-benar dapat mengendalikan dirinya sendiri. Seorang pria sejati sebaiknya secara rutin selalu introspesi dan memperbaiki diri.agar dapat membentuk karakter yang mulia”.
Ketat Mematut Diri

Ini berarti mengekang dan menegakkan kemampuan seseorang Confucius berkata, "Mengekang diri sendiri dan menegakkan kembali standar etika untuk mencapai kebajikan". Hanya dengan mengekang keinginan diri sendiri dan ucapan-ucapan yang tidak patut serta perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh, serta dengan sukarela mematuhi standar moral, barulah seseorang dapat menjadi bajik. Seseorang seharusnya “tidak melihat segala sesuatu, mendengarkan, mengucapkan dan melakukan segala sesuatu yang tidak selaras dengan standar etika". Confucius mengatakan bahwa dengan mematuhi standar moral dan mengekang diri, semua orang dapat menjadi pria sejati, dan masyarakat akan berubah menjadi baik. Meng Zi berkata, "Saya selalu membentuk karakter yang mulia."Zeng Shen berkata,"seorang pria yang sejati tidak akan lupa tujuannya." Semua ini menunjukkan betapa besar tanggung jawab yang dipunyai oleh seorang pria sejati. Seseorang seharusnya menunjukkan keyakinannya dengan sifat yang mulia. Dengan menegakkan kebajikan dan kebenaran, seseorang tidak akan diganggu dan dipengaruhi oleh campur tangan pihak luar di lingkungan sekitarnya.
Berhati-hati Ketika Sedang Sendirian

Ini berarti seseorang harus ketat mematut dirinya bahkan ketika dia sendirian. Dengan cara ini, seseorang akan teguh pada keyakinannya dan mencegah pikiran-pikiran yang salah dan egois. Di Zhong Yong, ditulis, "Tanda seorang pria sejati adalah ketika dia sendirian ." Dikatakan,"Ada beberapa pikiran halus dan tersembunyi yang pernah muncul tetapi belum diwujudkan. Seseorang dapat menyadari dirinya sendiri walaupun orang lain belum menunjukkan. Seseorang seharusnya menjauhkan diri dari keinginan pribadinya.bahkan sejak pada tahap awal untuk mencegahnya menjadi kuat.Berhati-hati ketika berbicara dan bertindak, dengan begitu seseorang dapat menemukan standar moral.”Selalu waspada ketika seseorang sendirian berarti memiliki konsistensi antara pikiran dan tindakan.
Memaafkan

Pada masalah hubungan manusia dalam masyarakat, Confucius menekankan kedermawanan dan memaafkan. Ia berkata, "Seseorang seharusnya bertindak lebih banyak dan meminta lebih sedikit dari orang lain”. "Jangan melakukan sesuatu yang dia sendiri tidak suka kepada orang lain." Xi Zhu berkata, "Tindakan yang terbaik dari seseorang adalah kesetiaan, dan memikirkan orang lain seolah-olah dia adalah dirinya sendiri”. Semua itu adalah untuk mengatakan, mempertimbangkan dan menempatkan diri sendiri di dalam sepatu orang lain. Seoang pria sejati harus ketat mematut diri, bermurah hati dan bisa memaafkan orang lain, harus bisa dipercaya baik kata dan perbuatannya. Confucius pernah berkata, "Ketika Anda mengatakan sesuatu, pastikan untuk menjaga kata-kata itu, Ketika Anda melakukan sesuatu, pastikan semua telah dilakukan dengan baik”. Confucius juga berkata," Seorang pria sejati adalah yang berhati-hati dengan ucapannya, dan memperhatikan jangan sampai mendapat malu ketika perbuatannya tidak sama dengan apa yang telah diucapkan. "Ketika seorang pria sejati melihat seseorang lebih baik daripada dirinya, ia akan belajar dari orang tersebut. Ketika seorang pria sejati melihat seseorang yang tidak baik, ia akan memeriksa diri sendiri untuk mengetahui apakah ia mempunyai permasalahan yang sama dengan orang tersebut”.

Tujuan dari pelajaran tentang pria sejati dan meningkatkannya adalah untuk menyadari kebenaran dan memperoleh Tao, seperti yang dikatakan oleh Confucius. Dalam Da Xue, ini disimpulkan sebagai "mengkultivasi diri, menyelaraskan keluarga, mengatur sebuah bangsa, dan membawa perdamaian kepada dunia." Seorang pria sejati seharusnya memurnikan pikiran dan tubuhnya, untuk memperoleh Tao. Hanya dengan memiliki kebajikan yang tinggi seseorang dapat membuka pikiran dan hatinya serta dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya untuk menjaga kebenaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar