欢迎..............欢迎..............欢迎


Rabu, 18 Mei 2011

SIMPUL-TALI UNTUK HARI ISTIMEWA



Sejarah simpul-tali China (zhong guo jie) membentang melalui perkembangan 5.000 tahun peradaban China. Pada masa prasejarah, simpul-tali sudah dipakai untuk tujuan penandaan sesuatu.

Kebudayaan China membahas perihal:

– Tali yang ditarik simpul dengan tujuan untuk memberi tanda pada suatu hal, dan

– Untuk kejadian besar dibuatkan simpul besar dan untuk kejadian kecil dibuatkan simpul kecil.

Pada masa awal peradaban kebudayaan China, mereka juga memandang magis pada tali, karena kata tali (sheng, 繩) di dalam bahasa mandarin pengucapannya mirip kata Shen yang berarti ketuhanan. Selain itu, aksara tali (sheng, 繩) juga memiliki sebuah makna tersendiri dalam hal pemujaan orang Tionghoa, yang disebut juga sebagai rakyat sang naga, karena aksara tali (sheng, 繩) menyerupai seekor naga (long, 龍) yang bergerak meliuk-liuk.

Simpul-tali menerima sebuah makna metafor di dalam kebudayaan Tionghoa juga berkat linguistik asalnya. Aksara 結 (jie - simpul) asalnya terdiri dari 絲 (si) dan 吉 (ji), dimana 絲 (si) bermakna sutera atau tali, dan 吉 (ji) bermakna makmur, status sosial tinggi, panjang usia, kebahagiaan, kekayaan, kesehatan dan keamanan.

Aksara 結 (jie) melambangkan kekuatan, harmoni dan keterikatan perasaan kemanusiaan, yang direfleksikan di dalam sebuah deretan kata-kata bahasa mandarin yang mengandung kata 結 (jie), seperti misalnya 結實 (jie shi = kokoh), 結交 (jie jiao = mengikat persahabatan), 結緣 (jie yuan = merajut takdir pertemuan), 結婚 (jie hun = menikah), 團結 (tuan jie = bersatu-padu).

Sehubungan dengan keterkaitan yang mendalam dari simpul-tali China ini dengan kebudayaan lokal, teknik simpul tersebut sebagai kesenian rakyat senantiasa dikembangkan dan diwariskan turun temurun. Teknik simpul-tali China berkembang ke sebuah bentuk seni sesungguhnya selama Dinasti Tang (618-907), Song (960-1279) dan akhirnya mengalami masa paling jaya pada zaman Dinasti Ming dan Qing (1368-1911) – di zaman itu pula secara lebih meluas simpul-tali digunakan pula pada busana tradisional.

Jauh melampaui sebuah penggunaan sebagai ornamen dekoratif untuk perayaan, unsur gaya dari simpul China menemukan tempatnya di kalung, stek sanggul dan pernak-pernik dekorasi gantung. Simpul tertentu seperti “simpul bahagia” dipergunakan sebagai azimat untuk menolak bala dan mengalahkannya, menghindari musibah dan mendatangkan kebahagiaan.

Selama abad yang lalu terutama di China yang masih dikuasai komunis, bentuk kesenian ini kehilangan maknanya. Baru pada akhir 90-an kesenian simpul-tali tersebut seperti halnya bordir dan busana tradisional ditemukannya kembali. Sejak saat itu ia digemari dan menguasai terus kota-kota.



(THE EPOCH TIMES)



Tali menyimpul harapan baik

Karakteristik dari simpul-tali China ialah ia dibentuk dari seuntai tali saja. Tali sepanjang minimal 1 meter sesuai metode, urutan dan aturan yang sudah ditetapkan, dibalut, dirol, disulam dan ditarik, sehingga menjadi simpul yang beraneka ragam dan memikat.

Memang simpul tertentu betul-betul rumit dan penuh seni dalam pola dan desainnya, kesemuanya merupakan kombinasi dari maksimal 20 macam teknik dasar. Simpul China terlihat sama dari depan dan belakang.

Bagaimana memperoleh nama

Berbagai kemungkinan bagaimana simpul tersebut bisa dinamakan demikian. Simpul-tali yang berlainan memperoleh nama bisa dari bentuk atau tujuannya, lokasi dimana mereka terjadi, dimana mereka ditemukan atau makna di balik nama simpul tersebut.

Maka simpul uang dopel kurang lebih menyerupai 2 buah uang logam tembaga dari zaman China kuno yang terbelah di tengah dan ditaruh. Simpul kenop memiliki nama dari penggunaannya. Simpul 10-ribuan mirip bukan saja dalam bentuk swastika Buddha yang oleh orang Tionghoa juga dipakai untuk memaknai angka 10 ribu, ia selain itu juga acapkali muncul pada sabuk patung Dewi Kwan Im, sang bodhisatwa kebajikan.

Simpul tak terhingga meniru 8 simbol kebuddhaan yang berarti sirkulasi abadi, dari situ semuanya berkembang biak. Simpul-tali menekankan secara seksama pertali-temalian yang tak terhingga ini dan merupakan dasar dari banyak variasi. (Maria Zheng/The Epoch Times/whs)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar