欢迎..............欢迎..............欢迎


Senin, 09 Agustus 2010

Ma Gwe – Dilakukan Menyambut Kelahiran Anak


Bogor—Lain lubuk lain pula ikannya. Demikian orang selalu berkata dalam mengungkapkan perbedaan kondisi yang terjadi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tradisi atau kebudayaan antara satu suku dengan suku yang lain juga berbeda, walau terkadang tujuannya sama.
Tradisi yang merupakan warisan leluhur suatu suku atau bangsa tersebut hingga saat ini masih tetap dipertahankan, meskipun ada yang sudah mengalami perubahan. Bagi warga keturunan Tionghoa, acara syukuran atas kelahiran seorang anak tetap dipertahankan hingga saat ini.

Tradisi leluhur dari Tiongkok itu selalu dilakukan pada saat usia anak mencapai satu bulan. Acara yang diberi nama Ma Gwe (satu bulan penuh) ini diisi dengan kegiatan pengiriman doa-doa kepada Yang Maha Kuasa dengan harapan anak tersebut diberikan kesehatan, kemujuran, kemakmuran, keberuntungan dan kejayaan.
Disebutkan, acara seperti ini masih tetap dilakukan warga Tionghoa yang tinggal di Indonesia sekalipun itu merupakan warisan leluhur. Agama yang dianut oleh orang tua si anak tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan acara Ma Gwe. Jadi setiap kelahiran seorang anak, pihak orang tua maupun keluarganya akan membuat acara Ma Gwe. Masalah tempat dan besar kecilnya pesta syukuran itu, tergantung kondisi ekonomi keluarga anak tersebut. ‘’Kalau mereka tergolong mampu, bisa saja membuat pesta meriah di hotel atau ditempat mana saja. Tapi bagi yang kurang mampu, biasanya cukup memberikan bingkisan bagi orang-orang yang dituakan dalam keluarganya serta tetangga terdekat,’’jelas Hendra.
Yang penting, tambahnya, isi bingkisan yang dibagikan itu. Dalam bingkisan tersebut harus ada telur ayam berwarna merah, kue warna merah, kue Ku merah, dan kue mangkok. Sedangkan isi lainnya seperti ketan kuning dan ayam bekakak, hanya sifatnya melengkapi saja. ‘’Ketan kuning dan ayam bekakak itu sering ditemui dalam suatu acara di masyarakat disini (warga Indonesia-red), jadi tidak ada salahnya kita ikutkan juga,’’ kata Hendra.
Menurut Dian Gustiana, warga Jl Samiaji Raya, Kota Bogor, tujuan membuat acara Ma Gwe yang dikuti dengan pemberian bingkisan itu yakni selain memanjatkan doa agar anak tersebut diberikan keselamatan, kemakmuran serta kejayaan, juga sebagai pemberitahuan kepada saudara dan tetangga dekat bahwa di keluarga yang bersangkutan telah lahir seorang anak.

XT:
Sekedar tambahan , kegiatan upacara Man Yue atau genap 1 bulan yang membagikan telur yang disepuh warna merah memiliki ciri khas yang membedakan antara anak pria atau wanita yang dirayakan.
Jika jumlah telur adalah genap , maka kemungkinan anak tersebut adalah anak pria. Demikian sebaliknya.
Terkadang jika anak pria yang dirayakan, telur merah tersebut sering diberi titik warna hitam.
Kebiasaan ini dilakukan dihampir setiap sub-etnis Han terutama mereka yang pekerjaannya petani.
Makna pemberian telur ini adalah bahwa telah lahir satu kelahiran baru. Dan sepanjang yang saya tahu , tidak pernah ada perayaan besar-besaran apalagi di hotel entah kalau itu disebabkan modernisasi. Biasanya mereka memberikan telur kepada pihak keluarga wanita dan kerabatnya serta tetangga mereka.

RJ:
Saya mau koreksi dikit lagi biar gak membingungkan. Bukan Ma Gwe sebenarnya, tapi Moa Gwe, dialek mandarinnya Man Yue, arti harfiahnya cukup bulan (cukup satu bulan).

LU:
Sedikit tambahan:
Manyue (Mandarin), atau Muageuh (orang Hokkian Quanzhou dan Xiamen), dan Muagueh (orang Hokkian Zhangzhou). Mua berarti penuh, gueh berarti bulan. Perayaan bila bayi genap satu bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar