欢迎..............欢迎..............欢迎


Senin, 06 September 2010

Membulatkan Impian

Hanny, istri Yanto teman saya, paling senang dengan bunga segar. Namun dia merasa terlalu menghamburkan uang, sehingga lebih baik membeli pada kesempatan tertentu saja. Uangnya lebih baik dihemat.

Suatu hari mendadak Hanny meninggal dunia. Teman-temannya teringat semasa hidup dia paling suka bunga segar, maka mereka membelikan banyak sekali bunga segar untuk menghias makamnya.

Saat Tahun Baru Imlek atau hari raya lainnya, orang Tionghoa memiliki adat kebiasaan bersembahyang bagi leluhur. Setiap kali bersembahyang selalu terdapat bermacam jenis makanan lezat memadati meja sembahyangan.

Orang tua selalu mengatakan, “Makanan ini semuanya kesukaan kakek dan nenek kalian.”

Saya selalu diliputi pertanyaan, mengapa di saat mereka masih hidup tidak membeli makanan tersebut, mengapa harus menunggu meninggal dulu baru disajikan?

Mengapa tidak menggunakan kesempatan yang ada sekarang ini untuk mewujudkan keinginan kita?

Mengapa harus menunggu tidak bisa jalan karena usia uzur, baru mengatakan ingin keliling dunia mewujudkan impiannya?

Mengapa harus, tunggu setelah saya lulus dari perguruan tinggi; tunggu setelah saya membeli rumah; tunggu setelah anak saya yang paling bungsu menikah; tunggu setelah bisnis saya berhasil. Mengapa harus menunggu ini dan itu?

Materi berubah dan bintang bergeser. Menunggu hingga hari itu tiba, mungkin dunia ini juga sudah berubah pula. Bila harus menunggu hingga hari itu tiba mungkin peristiwa ini sudah lewat dan keadaan sudah berbeda. Bila menunggu hingga hari itu tiba, kemungkinan kita semua sudah menjadi tua dan uzur, bila menunggu hingga hari itu tiba mungkin teman lama telah tiada.

Masih mau menunggu hingga kapan lagi baru bisa mewujudkan impian? Apakah kita mempunyai waktu begitu banyak untuk menanti?

Jangan menunggu lagi, ketika istri tercinta Anda menyukai mawar merah. Segera belikanlah untuknya! Ketika ibu Anda ingin makan yang dia sukai, maka segera belikan untuk ibu Anda. Ketika Anda mencintai seseorang, maka secara tulus dan terbuka katakan kepadanya, “Saya mencintaimu.”

Kata-kata cinta semacam ini selamanya tidak akan dirasakan terlalu berlebihan atau bila ada kata-kata yang tidak bisa Anda utarakan, tulis saja di secarik kertas lalu letakkan di atas meja tulisnya, atau di tempat yang dapat dilihatnya untuk menyatakan perasaan cinta atau rasa terima kasih kepadanya.

Lebih baik memberikan sekuntum mawar kepada orang yang masih hidup daripada memberikan karangan bunga mahal kepada orang yang telah meninggal. Lebih baik memberikan sepiring makanan lezat kepada orang yang masih hidup daripada menyediakan semeja makanan sesaji kepada orang meninggal.

Nyawa setiap orang pasti ada akhirnya. Banyak orang ketika nyawanya akan berakhir, baru menemukan bahwa dirinya masih banyak keinginan yang belum terwujud, masih banyak perkataan yang belum sempat diucapkan, yang sebenarnya merupakan penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Jangan biarkan diri kita menyisakan penyesalan karena waktu sudah terlambat! Peganglah kesempatan yang ada sekarang, Anda bisa membulatkan impian sekarang juga! (Chen Chen/The Epoch Times/lin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar