this blog for u and for my students......... i hope u can know anything about chinese culture
欢迎..............欢迎..............欢迎
Senin, 30 Agustus 2010
Festival Pertengahan Musim Gugur (中秋節: zhōng qiū jié)
Festival kue bulan adalah tradisi masyarakat Tionghua yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 imlek. Festival ini juga dikenal sebagai festival pertengahan musim gugur. Pada hari ini masyarakat Tionghua merayakan festival ini dengan tari – tarian dan doa sambil menikmati keindahan sang bulan. Tentunya sambil menyantap kue bulan.
Kue bulan hanya dihidangkan pada perayaan kue bulan saja. Masyarakat menyantap dan membagikan kue ini sebagai tanda syukur terhadap rejeki yang mereka terima sepanjang tahun ini. Banyak versi mengenai asal usul kue bulan.
Asal usul Festival kue bulan
1. Chang Er dan Huo Yi
Kisah berawal dari suatu zaman dimana pada zaman itu ada sepuluh matahari bersinar bersamaan diatas langit. Kesepuluh matahari itu adalah jelmaan dari sepuluh orang putra kaisar langit. Kesepuluh matahari ini memiliki tugas setiap hari secara bergantian mengelilingi langit sehingga dapat membantu rakyat untuk berternak dan bertani. Namun kesepuluh matahari itu tidak mematuhi perintah dan mereka keluar secara bersamaana. Sehingga menyebabkan kekeringan dimuka bumi. Manusia dan hewan mati kelaparan.
Kaisar langit murka dan segera memerintahkan seorang pemanah terkenal bernama Huo Yi turun ke bumi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Huo Yi adalah seorang dewa ia bersama dengan istrinya turun kebumi, walaupun dalam hati istrinya ia tidak berkeinginan untuk itu. Namun dengan berat hati iapun menemani Huo Yi.
Setelah melalui perdebatan yang cukup lama dengan 10 matahari, akhirnya dengan keegosian kesepuluh matahari tersebut dengan sangat terpaksa Huo Yi memanah ke Sembilan matahari dan hanya menyisahkan 1 matahari. Seketika itu juga cuaca yang tadinya panas sekali berubah menjadi sejuk. Hujan turun membasahi bumi, sungai – sungai mulai digenangi air, tumbuhan mulai tumbuh, manusia pun lepas dari ancaman kelaparan. akan tetapi kaisar sangat murka atas kematian ke Sembilan putranya dan segera memerintahkan Huo Yi untuk tetap menetap di bumi membantu umat manusia.
Demi mendapatkan hidup yang abadi seperti disurga akhirnya Huo Yi pergi kegunung Kun Lun yang penuh dengan bahaya. Dan pada akhirnya ia berhasil mencapai puncak gunung Kun Lun dan bertemu dengan Ibu Raja. Karena melihat pengorbanan yang dilakukan Huo Yi akhirnya Ibu Raja memberikan sebuah pil keabadian. Ibu Raja mengatakan bahwa apabila seseorang memakan pil ini ia bisa kesurga. Namun jika dua orang membaginya maka mereka berdua dapat hidup abadi. Mereka harus memakan pil itu tepat pada tanggal 15 bulan 8, ketika bulan penuh.
Huo Yi mendengar bahwa ada ramuan permata di gunung Tien Shan yang dapat membuat wanita semakin cantik. Saat itu tepat pada tanggal 12 bulan 8, tiga hari kemudian merupakan hari yang telah ditunggu Huo Yi dan Chang Er. Untuk membahagiakan dan menembus kesalahannya dahulu yang pernah dilakukannya Huo Yi pergi untuk mendapatkan ramuan tersebut tanpa mengatakan apa – apa mengenai kepergiaannya. Menurut perhitungan Huo Yi ia akan mendapatkan ramuan itu dan kembali dalam waktu tiga hari.
Tiga hari berlalu ia masih belum melihat Huo Yi. Ia pun bertanya kepada salah satu murid Huo Yi, akan tetapi murid Huo Yi itu berbohong dengan mengatakan bahwa Huo Yi tidak akan kembali kepada Chang Er lagi, karena Huo Yi telah menemukan wanita yang lebih cantik dari Chang Er. Murid tersebut berbohong karena ia juga menyukai Chang Er yang berparas cantik.
Betapa kecewanya Chang Er mendengar perkataan murid Huo Yi. Akhirnya setelah berpikir panjang ia kemudian memakan semua pil tersebut dan semakin lama tubuhnya semakin ringan lama kelamaan Chang Er mulai melayang ke udara. Sesampai Huo Yi dirumah ia melihat Chang Er terbang kelangit. Chang Er ingin kembali ke surga, akan tetapi para dewa dewi melihat penghinanatan yang telah dilakukan Chang Er akhirnya ia tidak diijinkan untuk kembali ke surga. Akhirnya Chang Er memutuskan untuk tinggal dibulan yang dingin dan sepi.
Dengan hati yang galau ia hendak memanah jatuh Bulan dimana tempat Chang Er berada, akan tetapi niatnya tersebut diurungkannya ia kemudian mematahkan busur panahnya. Murid Huo Yi yang sejak dahulu berniat membunuh Huo Yi mengunakan kesempatan ini untuk membunuh Huo Yi. Akhirnya Huo Yi pun Mati. Chang Er yang berada dibulan menyaksikan bangaimana sang suami dibunuh dengan kejamnya, dan ia sangat menyesali apa yang telah dilakukannya.
Namun penyesalan sudah datang terlambat, ia tidak hanya dibuang dari surga tetapi juga ia harus menjalani hidup abadi sendiri di bulan. Menurut legenda kecantikan Chang Er mencapai puncaknya pada hari perayaan Kue bulan. Huo Yi setelah meninggal menjadi dewa matahari. Ia dapat bertemu Chang Er hanya setahun sekali yaitu pada saat perayaan Kue bulan.
2. Raja Ho Le dan Ratu Jan Go
Ada seorang raja bernama Raja Ho Le, ia sangat tamak dan senang memperkaya diri sendiri. Rakyat sangat menderita sejak sang raja memerintahkan tabib istana untuk membuat obat panjang umur. Sang ratu Jan Go tidak menyetujuhi permintaan sang suami, maka ratu mencuri ramuan obat terserbut dan meminumnya. Setelah meminum ramuan tersebut ratu menghilang dan tiba – tiba muncul dalam mimpi seorang suhu. Dalam mimpi suhu tersebut sang ratu mengatakan bahwa dirinya sekarang bersemayam dibulan dan menyebut dirinya sebagai Dewi Bulan.
3. Revolusi melawan pemerintahan Mongolia
Cerita bermula saat China dibawha pimpinan Mongolia. Pada akhir rejim mereka pemerintah sangatlah buruk. Raja kerjanya hanya hidup berhura – hura, padahal rakyat mereka penuh penderitaan. Saat keadaan ekonomi negara kacau, ada beberapa aktivis menyerukan revolusi. Kerena ada pengawasan yang ketat dari pemerintahan Mongolia, pesan dan surat dari para pemberontak tidak mungkin disebarkan begitu saja.
Akhirnya seorang aktivis bernama Chu Yuen Chang dan Liu Po wen memperkenalkan sejenis makanan yang disebut kue bulan. Ia mengatakan dengan memakan kue bulan saat festival kue bulan akan menjaga mereka dari penyakit dan segera terbebas dari krisis. Liu berpakaian sepeti pendeta Tao, ia membawa dan membagikan kue bulan tersebut kepada penduduk kota. Saat festival kue bulan tiba, rakyat memakan kue bulan tersebut dan mereka menemukan secarik kertas dalam kue yang bertuliskan “ habisi orang – orang Mongolia pada tanggal 15 pada bulan depan”. Sebagai hasilnya rakyat kemudian bangkit berevolusi melawan pemerintahan Mongolia dan mereka berhasil. Sejak saat itu kue bulan menjadi salah satu makanan tradisional saat terang bulan.
4. Petani miskin yang baik hati
Zaman dahulu kala hiduplah seorang petani yang miskin, baik hati dan pekerja keras. Karena kebaikan hatinya itu menyebabkan seorang dewi dari bulan jatuh hati padanya. Akhirnya sang dewi pun turun ke bumi, dan pada saat malam tiba, sang dewi diam – diam menyiapkan makanan buat petani tersebut. Sebelum pagi menjelang sang dewi akan pulang ke bulan untuk menjalani hidupnya seperti biasanya sebagai putri bulan.
Keesokan paginya, betapa terkejutnya petani itu melihat makanan yang telah tersedia. Hal ini berlangsung selama berkali – kali, akhirnya dengan rasa penasaran si petani itu pada malam itu ia tidak tidur. Betapa terkejutnya dia melihat bahwa sorang perempuan yang telah membantunya selama ini.
Akhirnya mereka berkenalan dan menjadi sepasang suami istri, dan dewi bulan itu menetap di bumi. Pada suatu hari ratu bulan yang tidak lain adalah orang tua sang dewi, memerintahkan sang dewi untuk kembali kebulan. Dengan berat hati sang dewi itu pergi kebulan meninggalkan petani tersebut, sang dewi berjanji kepada petani itu untuk kembali lagi kebumi. Dengan berat hati si petani tersebut melepaskan kepergian istrinya tersebut.
Hari berganti hari, sang istri tak kunjung pulang kebumi, sampai pada suatu hari sang petani pun menjadi tua dan meninggal. Betapa terkejutnya sang dewi melihat suaminya meninggal, dengan kesedihan yang mendalam sang dewi berjalan tidak tentu arah tanpa tujuan. Dalam perjalanannya itu sang dewi bertemu dengan seekor kelinci, kelinci itulah yang menemani sang dewi selama ia dibumi.
Ratu bulan sangat sedih melihat putrinya seperti itu, akhirnya ia memerintahan agar sang dewi untuk pulang kembali ke bulan. Bersama dengan kelincinya ia akhirnya kembali ke bulan. Sebagai salah satu temannya kelinci itu selalu menumbuk lumbung untuk membuat kue agar sang dewi bisa kembali bahagia. Meskipun sering memakan kue buatan kelincinya, sang dewi tetap merasa sedih.
By : Xin _ Tan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar