欢迎..............欢迎..............欢迎


Rabu, 18 Mei 2011

BETAPA SENGSARA HARUS TETAP TERSENYUM



Berani memilih adalah memahami situasi dan memperhitungkan perubahan, memanfaatkan kelebihan dan menghindari kekurangan, memutuskan pilihan yang bijaksana lebih unggul daripada keterikatan yang membabi buta. Manusia yang mengerti bagaimana untuk melepaskan, baru bisa memiliki kematangan, baru bisa hidup lebih mantap, tenang tanpa perasaan waswas dan santai.

Melepaskan itu bukan suatu kegagalan, bukan rela terperosok dalam kesesatan, ini semacam ketenangan yang menjauh dari nama dan keuntungan serta menjauh dari kebisingan, adalah ketenangan yang bisa menampakkan keceriaan wajah walau ketika sedang mengalami kesesatan. Dalam banyak hal melepaskan itu merupakan semacam kebijakan!

Benda sebagus apapun, jika persyaratannya masih belum matang atau secara subyektif masih belum mampu dikendalikan, maka benda tersebut lebih baik dilepaskan saja. Orang yang mengerti bagaimana melepaskan, akan tahu apa yang harus dan tidak seharusnya dilepaskan. Orang semacam ini tidak akan mengejar membabi buta benda-benda yang bukan miliknya, juga tidak akan melepaskan begitu saja benda-benda yang menjadi miliknya.

Melepaskan, itu merupakan suatu keberanian. Yang tidak seharusnya dilepaskan, tidak akan dia lepaskan, itu merupakan semangat heroik. Yang seharusnya dilepaskan tidak melepaskan, itu adalah kejengkelan. Yang tidak seharusnya dilepaskan dia lepaskan, itu adalah suatu kebodohan.

Melepaskan itu semacam pelepasan, penyemangatan, terlebih lagi semacam strategi, demi meluangkan tempat untuk bisa menerima benda-benda lain yang lebih banyak dan bagus.

Jika dikatakan bahwa kepercayaan merupakan bahan pelumas dari hubungan antar manusia, maka kecurigaan merupakan kaca yang terselip diantaranya.

Argumentasi yang meyakinkan itu adalah perak, mendengarkan dengan saksama itu adalah emas. Dalam hubungan antar manusia, sedapat mungkin lebih banyak mendengarkan dan sedikit berbicara. Ingin menciptakan suasana yang harmonis dari hubungan tersebut, harus bisa belajar kesabaran mendengarkan dengan saksama.

Hal-hal yang menyengsarakan lebih baik dilupakan saja saat sedang berjalan-jalan. Tidak ada salahnya jika Anda mau mencobanya, maka segala hal-hal yang menyengsarakan akan sirna beterbangan.

Kesengsaraan itu sama dengan kesenangan, bisa menciptakan semacam suasana. Saat memasuki rumah orang lain, dari pandangan pertama, Anda bisa mengetahui suasana pemilik rumah dalam kesengsaraan atau kegembiraan.

Kegembiraan itu urusan diri sendiri, asalkan Anda mau, setiap saat Anda bisa membuka jendela jiwa Anda dan masuk dalam kegembiraan. Asalkan hal itu Anda senangi, maka itu yang terbaik, tidak perlu mempedulikan pandangan orang lain. Membiarkan orang lain menilai kegemaran diri kita, sama saja dengan pikiran kita diatur oleh orang lain, maka hidup kita akan menjadi sangat susah.

Mengubah diri sendiri, sebenarnya adalah memperkaya diri sendiri secara terus-menerus, banyak orang yang takut dengan perubahan, karena mereka tidak bisa menjamin diri mereka yang baru.

Konsep semacam ini setelah terkumpul dan mengendap terlalu lama, bisa membuat orang kehilangan keberanian dalam menghadapi tantangan.

Tidak percaya dan tidak menghargai diri sendiri, hanya akan membuat orang lain meremehkan Anda, karena orang lain selalu memandang diri Anda melalui pandangan Anda sendiri.

Anda mengira saya ini miskin dan tidak cantik lalu sudah kehilangan harga dirikah? Anda keliru! Dalam hal semangat kita sebenarnya sama rata! Persis seperti saya dan Anda, pada akhirnya akan mengalami pemakaman dan berdiri sederajat di hadapan Tuhan.

Daripada menghamburkan waktu dan energi merasa iri pada orang lain, lebih baik menggunakan segenap tenaga untuk menambah ketrampilan diri, menjadi seorang yang dikagumi oleh orang lain.

Seseorang jika mempunyai pandangan sendiri, berpikiran cerdas tidak mudah tunduk pada orang lain dan tidak terombang ambingkan oleh keadaan dunia fana. Maka hal ini merupakan kualitas bagus yang tidak diragukan lagi dan patut dipuji. Tetapi syaratnya harus bisa tidak bersikeras atas pandangan diri sendiri, tidak ekstrim dan keras kepala.

Ketika berhubungan dengan orang lain untuk mempertahankan harga diri, jangan lupa juga harus menyisakan sedikit harga diri bagi orang lain.

Tidak perlu terlalu perhatian terhadap kabar angin orang lain, juga mengkhawatirkan penyimpangan pemikiran diri sendiri, harus yakin dengan pandangan kita sendiri, yakin kepada keputusan yang telah diambil, selalu memikirkan perasaan sadar diri kita sendiri. Menggunakan pandangan tajam untuk menembus dan melihat dunia ini, menggunakan hati untuk mendengarkan, rabalah kehidupan yang beraneka ragam ini, berikanlah jawaban yang penuh kepribadian kepada diri sendiri.

Perangai bagaikan batang pohon, nama dan keuntungan bagaikan naungan pohon. Kita acapkali hanya memikirkan naungan, namun tidak menyadari bahwa batang pohon itu adalah pokok dasarnya.

Tuhan tidak menciptakan suatu standar bagi manusia. Manusia di dunia ini bagaikan sebuah apel yang telah digigit Tuhan, mereka semua mempunyai kekurangan. Ada orang yang kekurangannya sangat besar, itu disebabkan Tuhan sangat menyenangi bau harum semerbak diri orang itu.

Bersabar adalah semacam perilaku bajik, kerasionalan dan kematangan. Bersabar adalah strategi yang perlu dikejar. Seseorang yang mengejar keberhasilan lebih besar, di saat yang krusial acapkali bisa mengekang diri tidak menangkis hinaan atau celaan orang lain.

Rahasia dari keberhasilan terletak pada bagaimana kita bisa mengendalikan kekuatan dari kesengsaraan dan kegembiraan, dan tidak sebaliknya kita dikontrol olehnya.

Gunakanlah perasaan tanpa waswas untuk menyambut ketidak beruntungan. Sepanjang-panjang musim dingin yang sangat dingin bukan berarti musim semi tidak akan tiba. Belajarlah menyayangi diri sendiri, orang yang pandai pasti akan belajar bagaimana memperlakukan diri sendiri dengan baik.

Menghadapi hal-hal yang kurang adil dalam kehidupan ini, jangan terlalu dipaksakan. Kehidupan ini memang demikian, asalkan kita belajar dan mengerti bagaimana mengarungi hidup ini, maka diri kita akan menjadi hambar terhadap ketidak adilan hidup ini.

Tersenyumlah menghadapi sesuatu, berilah sebuah jalan mundur bagi diri sendiri, berilah sedikit waktu untuk menyimpan tenaga bagi diri sendiri, berikanlah sedikit pengertian dan kemurahan hati bagi diri sendiri. Maka kita akan menghadapi kehilangan dengan tanpa perasaan waswas, lalu suasana hati menjadi tenang, mendapatkan suasana hati yang baik bagi diri sendiri.

Malu adalah semacam kekuatan agung dalam perjalanan kehidupan manusia, dia bukan hanya bisa memukul hancur kelemahan, bahkan bisa menjadi kekuatan.

Ketika Anda merasakan tidak harmonis dengan lingkungan luar, bila ingin mengubah orang lain atau lingkungan itu agak sulit dilakukan, maka ubahlah diri Anda sendiri!

“Dalam kehidupan ini selalu ada banyak kegagalan, kesengsaraan dan siksaan. Di saat yang demikian ini janganlah menutup dan mengunci jiwa Anda. Jangan biarkan jiwa Anda diselubungi mendung gelap, jangan campakkan segala benda indah dalam kehidupan Anda. Bukalah jiwa Anda dengan lapang. Ketika ketidak beruntungan hadir di samping Anda, belajarlah menyayangi diri sendiri, katakanlah kepadanya, “Semua cobaan ini akan berlalu, sayangilah setiap jengkal waktu dalam kehidupan, perlakukan diri sendiri dengan baik!”

Bagaimana baru bisa membuat diri Anda sendiri menjadi tiada duanya? Sangat mudah, jadilah diri sendiri! Karena hanya orang yang berani hidup bagi diri sendiri, barulah bisa benar-benar menjadi peran utama dalam hidup ini, menjadi penentu nasib bagi diri sendiri.

Ketika kesempatan itu hadir, pertama-tama yang harus Anda lakukan adalah mencampakkan segala kekuatiran, menerobos dan memenangkan diri sendiri, berikanlah satu kesempatan bagi diri Anda sendiri.Jangan menantikan masalah itu sempurna atau sama sekali tidak berisiko baru mau dicoba. Jika demikian maka Anda mungkin selamanya tidak akan mendapatkan kesempatan yang demikian.

Kesengsaraan itu bersumber dari suasana hati Anda, kegembiraan itu hanya merupakan semacam pilihan Anda sendiri. Tampunglah hal-hal yang sulit ditampung dunia. Riang penuh harapan berpandangan luas dan bermurah hati baru bisa hidup dengan santai. (Zhang Zhao/The Epoch Times/lin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar