this blog for u and for my students......... i hope u can know anything about chinese culture
欢迎..............欢迎..............欢迎
Rabu, 02 Maret 2011
Dui Lian atau Chun Lian
Imlek sebentar lagi nih, hmm mungkin masih banyak yang belum tahu nih tentang Dui Lian (对联) atau biasa pas imlek gini disebut juga Chun Lian (春联). Setelah mencari-cari di internet akhirnya ketemu juga beberapa nih. Biasanya Chun Lian/Dui Lian ini berupa rangkaian kata-kata yang ditulis dalam aksara mandarin terus ditempel dipintu sebelah kiri dan sebelah kanan. Kebanyakan memilih Chun Lian yang berwarna merah dan menempelnya di kedua sisi pintu. Sejarahnya ini berawal dari sebelum dinasti Qin (221 SM-206 SM) dan dinasti Han (206 SM–220M), orang-orang China biasanya menempatkan jimat yang terbuat dari kayu persik (桃木) di kedua sisi pintu depan rumah sebelum hari raya musim semi atau hari raya imlek. Jimat kayu persik ini adalah papan kayu yang diukir dengan nama Shen Tu (神荼) dan Yu Lei (郁垒), dimana kedua nama ini adalah nama dewa-dewa yang dipercaya dapat mengusir setan dan iblis, maka dari itu orang-orang memakai nama mereka untuk menakuti dan menjauhi mereka dari hantu-hantu dan roh-roh jahat. Adat istiadat ini bertahan terus dalam masyarakat China sampai lebih dari satu millennium sampai kepada zaman 5 dinasti (907M-960M), ketika nama dewa-dewa yang biasa ditulis di papan kayu persik itu kemudian digantikan dengan kalimat- kalimat yang berpasangan atau Dui Lian ini.
Selama zaman dinasti Ming (1368M-1644M), Zhu Yuan Zhang/Hong Wu Di (朱元璋/洪武帝, 21 October 1328–24 Juni 1398 ) , raja pertama dari dinasti Ming mendukung dengan antusias rakyatnya untuk memakai Dui Lian. Bahkan sampai ketika beliau membangun ibukota di JinLing, beliau memerintahkan semua menteri-menterinya, pejabat-pejabat, dan orang-orang awam untuk menempelkan Dui Lian di setiap pintu depan rumah mereka sebelum hari raya imlek. Dengan bijaksana, raja Zhu pergi ke kota dan memeriksa DuiLian yang tertempel disetiap pintu depan rumah-rumah. Dari sejak saat itu sampai dengan sekarang ini, budaya untuk menggunakan Chun Lian dilaksanakan.
Nah sekarang tentang Dui Lian ini agak unik, biasanya ada kalimat atas atau Heng Pi (横批) yang ditulis diatas pintu masuk kemudian ada Shang Lian (上联) disebelah kanan dan Xia Lian (下联) disebelah kiri. Heng Pi ini ditulis secara horizontal atau mendatar lurus diatas dan dua yang lain ditulis secara menurun atau vertical. Chun Lian dapat berdiri sendiri namun Dui Lian selalu berpasangan. Heng Pi juga tidak selalu disertakan atau ditulis. Nih beberapa contoh-contoh hasil pencarian.
Dui Lian :
1. 上联:四面青山看画展
下联:三溪碧水听诗吟
2. 上联:三春草木如人意
下联:万里河流似利源
3. 上联:元日有杯皆进酒
下联:春来无处不飞花
4. 上联:山青水秀风光好
下联:人寿年丰喜事多
5. 上联:春自寒梅唤起
下联:香由乳燕衔来
6. 上联:大地春光好
下联:农村气象新
Chun Lian :
1. 农户有牛喜迎春
2. 牛耕碧野千畦秀
3. 牛耕芳草地
4. 牵牛花绽喜牵牛
5. 黄牛耕绿野
Heng Pi :
1. 家合万事
2. 春风送福
喜气临门
3. 春回大地
日暖人间
4. 门门喜气
户户春风
5. 大地春光好
长天晓日红
6. 春入春天春不老
福临福地福无疆
Beberapa Heng Pi yang cocok banget buat yang buka usaha atau toko nih,
1. 南北东西不缺
甜酸苦辣皆全
2. 精法廉小餐特色
麻辣烫川味正宗
Setiap Tahun Baru Imlek tiba, masyarakat di China selain makan jiaozi (Chinese dumpling), membakar petasan, saling mengunjungi, dan mengucapkan selamat tahun baru, juga melakukan satu hal yang mencolok, yakni tie chun lian atau menempelkan tulisan di sisi kiri dan kanan pintu rumah atau pintu gerbang. Chun lian itu adalah sepasang tulisan di atas kertas merah. Maksud semula menempel chun lian adalah untuk mengusir hantu dalam rumah atau mencegah roh-roh jahat masuk ke dalam rumah atau suatu wilayah untuk mengganggu anggota rumah atau warga.
Asal mula Chun Lian
Pada zaman dahulu, di sebelah timur laut negeri itu, ada sebuah hutan pohon persik di atas sebuah gunung, Pohon persik bermacam-macam ukurannya, ada yang kecil, ada juga yang sangat besar. Di antara pohon persik yang ada di hutan itu, terdapat satu pohon yang sangat besar dan memiliki dua lubang pada batangnya. Di dalam dua lubang itu tinggallah kakak-beradik. Sang kakak bernama Shen Tu dan si adik bernama Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei bahu-membahu menjaga hutan pohon persik tersebut.
Di belakang hutan pohon persik ada sebuah lubang besar mirip sebuah sumur yang besar. Lubang itu dalam sekali dan dihuni berbagai siluman dan hantu. Umumnya mereka tidak berani keluar lubang dan masuk ke hutan pohon persik, karena ada dua penjaga yang sangat galak, yakni Shen Tu dan adiknya Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei sangat perkasa dan kuat, sampai-sampai binatang-binatang buas di gunung itu sangat takut terhadap mereka. Si harimau tua yang paling di takuti oleh para siluman pun takut terhadap Shen Tu dan Yu Lei. Jika para siluman berani macam-macam mencuri buah persik dengan cepat Shen Tu dan Yu Lei menangkap mereka dan membuangnya ke sarang harimau untuk jadi santapan lezat harimau-harimau gunung.
Para siluman dan hantu tidak pernah patah arang untuk mencari jalan agar bisa berbuat jahat sesuka mereka. Suatu hari, ketua para hantu dan siluman, sebut saja Nenek Hantu, mengajak warganya untuk rapat. “Kita tidak boleh selamannya tinggal diam. Kita harus mencari jalan untuk bisa keluar dan melakukan apa yang kita suka,” katanya. Para hantu dan siluman pun menyambut dengan gembira motivasi yang di berikan oleh Si Nenek Hantu. “Rupanya Nenek Hantu adalah motivator yang sangat ulung,” demikian pendapat mereka. Lalu, seorang di antara mereka bertanya, ” Jika Shen Tu dan Yu Lei mengejar kita, bagaimana?” Para siluman dan hantu, setelah mendengar pertanyaan ini, segera kembali putus asa.
Akan tetapi, di tengah keputusasaan itu, seekor hantu cerdik berkata, “Begini, waktu Shen Tu dan Yu Lei tidur kita curi saja perlengkapan dan senjata mereka. Tanpa senjata itu, mereka pasti tak akan berdaya menangkap kita”. “Usul yang sangat bagus. Jika terlaksana, pasti berhasil,” ujar seorang siluman. “Tapi, siapa yang harus pergi mencuri perlengkapan dan senjata mereka?” tanya salah satu dari mereka. Tidak satu siluman dan hantu pun yang berani mengajukan diri. Mereka sangat paham akan kemampuan Shen Tu dan Yu Lei.
Tiba-tiba ada seekor hantu kecil pun mempromosikan diri, “Baik, baik, jangan khawatir, aku hantu paling kecil, mereka susah melihat aku. Biar aku yang pergi dan mencuri senjata mereka.” Sementara itu, hari sudah larut malam, dan setelah memeriksa semuanya, Shen Tu dan Yu Lei pun tertidur. Si hantu kecil mulai beraksi ke ruangan tidur Shen Tu dan Yu Lei. Hantu kecil itu agak takut juga, karena senjata itu ada di samping kepala Shen Tu dan Yu lei. Namun, mengingat bahwa jika senjata tidak diambil, mereka akan seterusnya meranam, dengan tekad yang kuat, ia mendekatinya. Shen Tu dan yu Lei tidak terbangun. Dengan semangat si hantu kecil pulang ke istana mereka. Teman-teman dan rekan sejawatnya pun menyambut dengan kegirangan.
“Ha-ha-ha… mereka tak akan berdaya menangkap kita lagi. Ayo, saatnya kita berpesta. Kita keluar sarang dan segera mengacaukan para penduduk desa.” Mereka dengan bangga menyambut gembira kebebasan mereka. Bahkan para siluman pun berani berteriak untuk mengganggu Shen Tu dan Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei bersiap menangkap para siluman pengacau, tetapi tiba-tiba mereka sadar bahwa senjata mereka sudah hilang. Mereka mencoba mencari, tetapi tidak mendapatinya. Dari kejauhan terlihat si hantu kecil sedang bermain-main dengan senjata mereka.
Shen Tu tertawa sinis sambil berkata kepada adiknya, “Para siluman itu menyangka dengan membawa senjata itu, maka kita tidak berdaya. Mereka salah, mari kita beri mereka pelajaran!” Dengan segera Shen Tu dan Yu Lei pergi mengambil sebuah dahan dari pohon persik yang paling tua dan besar. Setelah itu, mereka segera berlari ke arah siluman. Para siluman pun mulai ketakutan. Namun, Nenek Hantu berkata , “Jangan takut! Senjata andalan mereka tidak ada di tangan mereka. Mereka bisa berbuat apa terhadap kita? Ayo , kita teruskan pesta.” Mendengar ucapan Nenek Hantu, mereka pun merasa tenang.
Waktu Shen Tu dan Yu Lei datang, mereka semua malah tertawa sambil mengolok-olok, “Ha-ha-ha kalian datang ke sini mau ngapain? Apa mau cari senjata kalian? Sayang, senjata kalian sekarang sudah menjadi milik kami.” Namun, tanpa diduga, dengan cepat Shen Tu dan Yu Lei menghajar dan menangkap mereka. Dalam waktu singkat mereka semuadiikat dan dilemparkan kembali ke lubang dalam sarang mereka. Rupanya Shen Tu dan Yu Lei tetaplah jagoan meski senjata andalan tidak ada di tangan mereka. Para siluman dan hantu sangat ketakutan dan tidak berani lagi macam-macam jika mendengar nama Shen Tu dan Yu Lei atau mengetahui keberadaan mereka di suatu tempat.
Sejak saat itu, penduduk desa selalu menggunakan dua lembar kertas yang terbuat dari bahan pohon persik. Pada kertas itu ditulis nama Shen Tu dan Yu Lei pada kertas lain. Kedua kertas itu lalu di tempelkan di sebelah kiri dan kanan pintu rumah atau gerbang. Kalau tahu ada dua nama yang menakutkan itu, para siluman dan hantu tidak akan berani datang mengganggu. Itulah kisah mengapa orang membuat chun lian.
Pada zaman Dinasti Ming (1369-1644 Masehi) di kota Nanjing, diterapkan bahwa di setiap rumah penduduk harus ada chun lian dari kertas merah di setiap pintu rumah dan gerbang. Tentu chun lian tidak lagi semata bertuliskan nama Shen Tu dan Yu Lei, namun boleh bermacam-macam tulisan hikmah atau berkat. Kertas merah itu sudah menjadi lambang Shen Tu dan Yu Lei, serta tulisan di atasnya adalah kata-kata mutiara atau harapan yan oleh seisi rumah diharapkan bisa terjadi pada tahun yang baru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar