Mereka bertanya kepada nona Liu mengapa ibu mertua menyukainya. Dia menjawab, "Itu hanya karena kepatuhan. Saya mematuhi semua petunjuknya dan saya tidak tergerak oleh pancingan kemarahan. Bahkan tugas lelakipun kerap saya lakukan. Setelah itu, saya mencari kesempatan lain untuk menjelaskan
Nona Liu memperlakukan ibu mertuanya dengan maha sabar selama tiga tahun, dan dengan berbuat demikian, ibu mertuanya menjadi baik hati. Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi menyakiti menantunya.
Dalam hubungan interpersonal,
Mari kita tidak melupakan kekuatan luar biasa dari kebajikan dan kesabaran.
Karakter "Ren" 忍
Karakter Tiongkok "Ren" 忍 adalah piktofonetik
Karakter "Ren" 忍 (kesabaran) terdiri dari unsur "xin" 心 (hati) yang mewakili makna, dan unsur "ren" 刃 (pisau) yang mewakili suara "Ren" yang artinya bertahan, menahan diri, dan menoleransi. Ini juga mengandung konotasi pengendalian diri dan kontrol emosi. Karakter "Ren" (kesabaran) dibentuk dengan menempatkan "pisau" di atas "hati," seolah-olah menyiratkan "Ren" (kesabaran) tidak mudah dicapai oleh orang biasa, tapi memerlukan kultivasi tingkat tinggi, disiplin, dan tekad.
Mengapa kita harus sabar? Apakah hasil positif dari sabar? Kita dapat membaca di Words of Admonition (penulis anonim) mengenai kesabaran: "Jika orang kaya dapat sabar, mereka akan mengabadikan leluhurnya, jika orang miskin dapat sabar, mereka akan mulia. Jika ayah dan anak dapat sabar, sang anak akan berbakti pada orangtuanya dan ayahnya dapat menjadi orangtua yang menyayangi anaknya. Jika saudara dapat sabar, mereka akan memperlakukan satu sama lain dengan kebenaran dan ketulusan. Jika teman dapat sabar, persahabatan mereka akan bertahan. Jika suami dan istri dapat sabar, hubungan mereka akan harmonis. Di tengah-tengah kesengsaraan, mereka yang dapat bersabar
Selama ribuan tahun kebudayaan Dewata, orang bijaksana berusaha keras mengajarkan orang untuk bersikap toleran dan pemaaf, terhadap penghinaan, dan bersabar merupakan tanggung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar